[Ibu Sukmawati dan Puisinya]


Agama terkadang menjadi salah satu pembahasan yang sering ramai diperbincangkan atau masuk dalam kategori viral. Kali ini berita ramai mengenai Sukmawati Soekarnoputri dengan pembacaan puisinya. Ada yang salah dari isi puisi tersebut, dari pandangan umat Islam dan aku termasuk salah satunya. Bukan kali ini saja, Agama Islam dinistakan. Aku menyebut perbuatan Ibu Sukma sebagai salah satu penistaan agama, dikarenakan analogi yang diberikannya menurutku kurang pantas.
.
Aku mengatakan kalau perbuatan Ibu Sukma adalah penistaan agama didasasarkan pada Pasal 156a KUHP, Pasal itu berbunyi: “Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia". Dimana pasal ini yang juga menjerat Ahok pada kejadiaan penistaan agama di Pulau Seribu. Bagiku puisi ini seperti menodai Agama Islam, karena beberapa kalimat yang menyalahgunakan syariat Islam (bisa dilihat dari puisi yang akan saya tampilkan dibawah).

Berikut puisinya saya kutip dari IDN Times

Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.

Pertama kali mendengar videonya, jujur aku terkejut. Bagaimana bisa seseorang yang masih menjadi turunan dari presiden pertama Republik Indonesia membacakan puisi didepan public dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Bahkan berdasarkan sejarah yang pernah aku pelajari, Mantan Presiden Soekarno banyak menggunakan nilai religius Islam pada masa-masa sebelum kemerdekaan hingga kemerdekaan. Apa yang ada dalam pikiran dan benak Ibu Sukma sehingga memutuskan untuk berani membacakannya ? Entahlah, aku merasa yakin bahwa Ibu Sukma tahu ada banyak ketidakpantasan kalimat dalam puisi tersebut.

Awalnya aku hanya ingin diam saja dan mengecam dari belakang dengan orang-orang terdekat yanf sepemikiran atas perilaku dari Ibu Sukma ini, namun aku sadar sebagai seorang muslim yang baik, aku ingin membela agamaku, aku ingin tetap melakukan dakwah meskipun sudah melepas status mahasiswa. Dan didasarkan pada dalil ini:

“Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS 47: 7)

Terlalu banyak kalimat yang digunakan oleh ibu Sukma yang menurutku menistakan agama Islam. Menyebut cadar, kerudung, Adzan, dan semuanya dengan dalih ketidak-tauan akan syariat Islam.
Beberapa hal yang sangat aku pertanyakan sebenarnya, mengapa hanya Agama Islam saja yang dibahas? Padahal di Indonesia sendiri masih ada agama lain yang diakui keberadaannya. Dan mengapa harus disamakan dengan kebudayaan Indonesia? Jelas-jelas syariat Islam yang menjadi kewajiban bagi pemeluknya bukan hanya di Indonesia tapi untuk seluruh umat manusia.

Memang benar adanya, setiap orang yang tidak menegakkan syariat Islam pasti risih dengan aturan-aturan yang ada di Islam. Akupun pernah mengalami fase seperti itu. Namun yang tidak aku sangka adalah bagaimana seseorang yang dikenal publik bisa dengan santainya membacakan puisi tersebut. Dengan alasan, bahwa puisi tersebut merupakan perasaan orang timur. Miris sekali mendengar alasannya.

Meskipun saat ini dikabarkan bahwa Ibu Sukma sudah melakukan permintaan maaf di depan publik
Banyak sekali tulisan yang muncul menjawab, mengecam perbuatan Ibu Sukma ini. Sebagaian besar menyayangkan penggunaan kata “Aku tidak tahu Syariat Islam”. Harusnya seseorang yang tidak mengetahui syariat Islam, mempelajari dan bertanya syariat Islam itu sendiri, bukan justru membuat puisi (itu salah satu kutipan dari Puisi “Kamu Tidak Tahu Syariat” oleh Ustadz Felix Siauw). Diam menjadi lebih baik dilakukan ketimbang membuat sesuatu yang tidak kita ketahui ilmunya (ini juga dikatakan oleh orang-orang Islam lainnya).

Kejadian ini memberikan aku hikmah, untuk terus melanjutkan dakwah Islam dan juga berjuang keras untuk memperdalam syariat Islam juga bidang keilmuan masing-masing. Agar nantinya Islam bisa dikenal seperti pada zamannya Rasulullah S.A.W. Aminn

Mohon maaf jika ada kesalahan kata.

Sumber:
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2016/11/06/104494/perlukah-membela-agama-islam.html

Comments

Popular posts from this blog

AYEF 2016

I Found You !

Akhir Tahun