[Tiga Tahun yang Lalu]
Kurang lebih tiga tahun lalu, Oktober 2014. Kuputuskan untuk mengganti celana jins ketatku dengan balutan rok, kupanjangkan jilbabku, kulampis jika kainnya jika menerawang.
.
Orang banyak menyebutnya hijrah.
.
Tiga tahun penuh lika liku, terjal, penuh lubang bisa kusebut seperti itu. Perlahan kulepas kegilaanku pada k-pop, mulai cari kesibukan baru, menggali minat dan bakat yang jujur tidak pernah kulakukan sebelumnya.
.
Awal-awal hijrah semuanya baik2 saja dan seperti terasa lancar. Nyaris semua kebiasaan buruk bisa diredam diganti dengan kebiasaan baik. Semua seperti happy ending. Namun semua itu diikuti dengan sifat istiqomahku yang naik turun, hingga ku mulai berkenalan dengan kata futur, namun kuakui saat itu aku belum bisa membentengi diri dari sifat futur tersebut.
.
Keistiqomahan, sering membuatku menangis karena sulit sekali kucapai, melirik tiga tahun kebelakang, bak menyesali banyak hal. Marah ketika sadar bahwa hidup terkadang menuruti hawa nafsu. Pada beberapa fase hidupku kembali memburuk tanpa kusadari.
.
Tiga tahun yang sangat panjang menurutku, namun anehnya tanpa terasa berlalu. Hidup terus berlalu, mau seperti apapun diriku ini. Banyak rasa lega dan syukur ada pada keputusan-keputusan yang pernah kubuat saat itu.
.
Bukan mencoba mengenang masa lalu, tapi menyadarkan diri bahwa jalan di depan masih sangat panjang, dengan rintangan yang lebih gila-gilaan. Menuntut penerapan keistioqmahan bagai akar besar pepohonan, yang mampu melewati ributnya angin bahkan derasnya hujan.
.
Tak lupa rasa terima kasih juga untuk diriku. Yang rela mengambil keputusan-keputusan gila baik yang berkonsekuensi baik maupun sebaliknya. Air mata yang tumpah tak terhitung beserta ribuan derai canda tawa yang muncul.
.
Tiga tahun yang akan paling ku kenang sepanjang hidupku saat ini dan Insya Allah akan terus bertambah seiring pertambahan usiaku.
.
Ada satu ayat yang ingin ku kutip, agar tetap dapat istiqomah,
.
Orang banyak menyebutnya hijrah.
.
Tiga tahun penuh lika liku, terjal, penuh lubang bisa kusebut seperti itu. Perlahan kulepas kegilaanku pada k-pop, mulai cari kesibukan baru, menggali minat dan bakat yang jujur tidak pernah kulakukan sebelumnya.
.
Awal-awal hijrah semuanya baik2 saja dan seperti terasa lancar. Nyaris semua kebiasaan buruk bisa diredam diganti dengan kebiasaan baik. Semua seperti happy ending. Namun semua itu diikuti dengan sifat istiqomahku yang naik turun, hingga ku mulai berkenalan dengan kata futur, namun kuakui saat itu aku belum bisa membentengi diri dari sifat futur tersebut.
.
Keistiqomahan, sering membuatku menangis karena sulit sekali kucapai, melirik tiga tahun kebelakang, bak menyesali banyak hal. Marah ketika sadar bahwa hidup terkadang menuruti hawa nafsu. Pada beberapa fase hidupku kembali memburuk tanpa kusadari.
.
Tiga tahun yang sangat panjang menurutku, namun anehnya tanpa terasa berlalu. Hidup terus berlalu, mau seperti apapun diriku ini. Banyak rasa lega dan syukur ada pada keputusan-keputusan yang pernah kubuat saat itu.
.
Bukan mencoba mengenang masa lalu, tapi menyadarkan diri bahwa jalan di depan masih sangat panjang, dengan rintangan yang lebih gila-gilaan. Menuntut penerapan keistioqmahan bagai akar besar pepohonan, yang mampu melewati ributnya angin bahkan derasnya hujan.
.
Tak lupa rasa terima kasih juga untuk diriku. Yang rela mengambil keputusan-keputusan gila baik yang berkonsekuensi baik maupun sebaliknya. Air mata yang tumpah tak terhitung beserta ribuan derai canda tawa yang muncul.
.
Tiga tahun yang akan paling ku kenang sepanjang hidupku saat ini dan Insya Allah akan terus bertambah seiring pertambahan usiaku.
.
Ada satu ayat yang ingin ku kutip, agar tetap dapat istiqomah,
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu"
(QS: Muhammad, Ayah 7)
Comments
Post a Comment