Lingkaran Hitam Sosial - pasca campus
Akhirnya aku memberanikan diri menulis mengenai masa depan khususnya mengenai karir dan pencapaian di masa mendatang. Pembahasan mengenai karir, selalu dikaitkan dengan uang. Karir menjadi masalah baru untuk alumni kampus yang baru merasakan angin segar setelah beratnya skripsi. Dunia ini penuh dengan tekanan, kalau kita terus memikirkan apa yang orang bilang, tapi terkadang mau tidak mau kita pasti akan mendengar itu semua, disitulah masalah muncul. Aku termasuk orang yang pernah mengalami dan pasti akan terus mengalaminya. Berada dalam kehidupan sosial yang sangat mudahnya untuk mencibir sebagian kehidupan seseorang. Mencibir mungkin tidak harus selalu dilayangkan dari mulut, tapi dari pertanyaan yang diajukan mereka, entahlah aku yakin kalau mereka sesungguhnya mencibir.
.
Aku pun termasuk juga didalamnya, pernah dan terkadang tanpa sadar aku mencibir. Biasanya, cibiran aku sebagian besar,
.
" Capek-capek kuliah jurusan X kerjanya malah di Y, kan sayang"
.
Akupun memberi alasan : kuliah itu harusnya dipersiapkan seseorang untuk menjadi ahli sesuai dengan jurusannya, kalau mereka tidak kerja sesuai dengan latar belakang perkuliahannya itu sama aja membuang banyak waktu, meskipun tidak seluruh mata kuliah di kampus bisa dibilang tidak berguna jika tidak sesuai dengan tempat kerja.
.
Tanpa terasa aku masuk dalam lingkaran hitam kehidupan sosial (begitu aku menyebutnya). Ratusan perusahaan dengan ribuan lowongan pekerjaan siap untuk diterjang.
.
Perusahaan dimana kita bekerja menjadi salah satu tujuan utama, alasannya biar tidak malu ketika ditanya. Puluhan CV berbeda + cover letter aku buat untuk menyesuaikan kemampuanku agar diterima di perusahaan tersebut. Padahal aku sendiri tahu bahwa aku tidak punya passion untuk bekerja di bagian tersebut. Sebagian besar posisi yang aku lamar itu berurusan dengan HSE, bagian yang aku pernah magang karen biasanya paling sesuai dengan latar belakang perkuliahanku (mungkin < 10%). Belum lagi bidang tersebut lebih mengutamakan fisik yang kuat dan harus siap ditempatkan di lokasi produksi.
.
Semakin lama, aku mulai melupakan mimpi besarku, masa depan yang pernah kurancang, karena fokus pada uang. Aku mulai sering googling berapa gaji bidang A di perusahaan B, dll. Aku mulai menghabiskan waktu untuk daftar, belajar untuk test tertulis, interview HRD, interview user. Aku seperti ini karena tidak siap harus disebut pengangguran dan lebih memilih menggadaikan awal karirku sendiri (padahal awal karir itu sangat menentukan). Aku juga tidak merasa itu pilihan yang salah, karena aku sudah merasa bersalah kepada orang tuaku dan adanya beberapa masalah di keluarga yang membuatku memilih jalan tersebut.
.
Waktu terus berlalu, satu persatu teman-teman seperjuanganku diterima di perusahaan, aku yang awalnya biasa aja karena belum bekerja, menjadi panik. Tidak bisa dipungkiri, karena lelahnya menunggu dan mulai hilangnya harapan untuk mendapatkan pekerjaan. Meskipun aku tidak sepenuhnya kosong (karena masih mengerjakan project), namun aku merasa harus mendapatkan pekerjaan karena aku membutuhkan pengalaman untuk saat ini.
.
Things getting more worse every day, khususnya mentalku. Aku yang memang kurang PD biasanya, menjadi semakin tidak PD. Aku mulai mempertanyakan CV ku, mempertanyakan diri sendiri yang biasanya berujung pada penyesalan. Ya, penyesalan karena aku tidak pernah mencoba magang di perusahaan. Namun pada tahap ini aku masih tetap berusaha untuk mendaftar dan test di perusahaan - perusahaan lain.
.
Alhamdulillah, akhirnya ada jalan cerah untukku, ada satu perusahaan yang menerimaku setelah melewati test selama 3 bulan. Aku girang seharian. Apalagi ternyata perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang paling sesuai dengan latar belakang pendidikan ku. Well, i said that i'm blessed by Allah S.W.T.
.
Lantas, apakah semuanya selesai disini ?
.
Nyatanya tidak, semua orang tahu, masalah baru dan semakin berat akan muncul terus apalagi terkait dengan lingkaran hitam sosial, akan terus ada cibiran dari orang. Terlebih perusahaan dimana aku bekerja saat ini pastinya tidak memberikan gaji sebesar perusahaan-perusahaan terkemuka lainnya.
Akan dibandingkan orang lain. Balik lagi, ini terkait dengan uang.
.
Aku yakin, pasti pada akhirnya aku akan pernah merasa kurang puas di perusahaan ini, terlebih lingkaran hitam sosial pasti tidak akan berhenti memberikan cibiran demi cibirannya. Tapi lagi-lagi kedewasaan dituntut disini, kesejahteraan berlandaskan sesuatu yang kita sukai membutuhkan kerja keras dan kesulitan diawalnya. Aku hanya perlu mengingat kalimat terakhir tadi.
.
Well, hidup ini memang harus mencoba suatu resiko demi sesuatu yang kita suka bukan ? Untuk seseorang yang kita cintai juga butuh pengorbanan, dan tentunya untuk sesuat yang kita sukai juga menuntut hal yang sama.
.
Insya Allah, kerja keras tidak akan mengkhianati.
.
Aku pun termasuk juga didalamnya, pernah dan terkadang tanpa sadar aku mencibir. Biasanya, cibiran aku sebagian besar,
.
" Capek-capek kuliah jurusan X kerjanya malah di Y, kan sayang"
.
Akupun memberi alasan : kuliah itu harusnya dipersiapkan seseorang untuk menjadi ahli sesuai dengan jurusannya, kalau mereka tidak kerja sesuai dengan latar belakang perkuliahannya itu sama aja membuang banyak waktu, meskipun tidak seluruh mata kuliah di kampus bisa dibilang tidak berguna jika tidak sesuai dengan tempat kerja.
.
Tanpa terasa aku masuk dalam lingkaran hitam kehidupan sosial (begitu aku menyebutnya). Ratusan perusahaan dengan ribuan lowongan pekerjaan siap untuk diterjang.
.
Perusahaan dimana kita bekerja menjadi salah satu tujuan utama, alasannya biar tidak malu ketika ditanya. Puluhan CV berbeda + cover letter aku buat untuk menyesuaikan kemampuanku agar diterima di perusahaan tersebut. Padahal aku sendiri tahu bahwa aku tidak punya passion untuk bekerja di bagian tersebut. Sebagian besar posisi yang aku lamar itu berurusan dengan HSE, bagian yang aku pernah magang karen biasanya paling sesuai dengan latar belakang perkuliahanku (mungkin < 10%). Belum lagi bidang tersebut lebih mengutamakan fisik yang kuat dan harus siap ditempatkan di lokasi produksi.
.
Semakin lama, aku mulai melupakan mimpi besarku, masa depan yang pernah kurancang, karena fokus pada uang. Aku mulai sering googling berapa gaji bidang A di perusahaan B, dll. Aku mulai menghabiskan waktu untuk daftar, belajar untuk test tertulis, interview HRD, interview user. Aku seperti ini karena tidak siap harus disebut pengangguran dan lebih memilih menggadaikan awal karirku sendiri (padahal awal karir itu sangat menentukan). Aku juga tidak merasa itu pilihan yang salah, karena aku sudah merasa bersalah kepada orang tuaku dan adanya beberapa masalah di keluarga yang membuatku memilih jalan tersebut.
.
Waktu terus berlalu, satu persatu teman-teman seperjuanganku diterima di perusahaan, aku yang awalnya biasa aja karena belum bekerja, menjadi panik. Tidak bisa dipungkiri, karena lelahnya menunggu dan mulai hilangnya harapan untuk mendapatkan pekerjaan. Meskipun aku tidak sepenuhnya kosong (karena masih mengerjakan project), namun aku merasa harus mendapatkan pekerjaan karena aku membutuhkan pengalaman untuk saat ini.
.
Things getting more worse every day, khususnya mentalku. Aku yang memang kurang PD biasanya, menjadi semakin tidak PD. Aku mulai mempertanyakan CV ku, mempertanyakan diri sendiri yang biasanya berujung pada penyesalan. Ya, penyesalan karena aku tidak pernah mencoba magang di perusahaan. Namun pada tahap ini aku masih tetap berusaha untuk mendaftar dan test di perusahaan - perusahaan lain.
.
Alhamdulillah, akhirnya ada jalan cerah untukku, ada satu perusahaan yang menerimaku setelah melewati test selama 3 bulan. Aku girang seharian. Apalagi ternyata perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang paling sesuai dengan latar belakang pendidikan ku. Well, i said that i'm blessed by Allah S.W.T.
.
Lantas, apakah semuanya selesai disini ?
.
Nyatanya tidak, semua orang tahu, masalah baru dan semakin berat akan muncul terus apalagi terkait dengan lingkaran hitam sosial, akan terus ada cibiran dari orang. Terlebih perusahaan dimana aku bekerja saat ini pastinya tidak memberikan gaji sebesar perusahaan-perusahaan terkemuka lainnya.
Akan dibandingkan orang lain. Balik lagi, ini terkait dengan uang.
.
Aku yakin, pasti pada akhirnya aku akan pernah merasa kurang puas di perusahaan ini, terlebih lingkaran hitam sosial pasti tidak akan berhenti memberikan cibiran demi cibirannya. Tapi lagi-lagi kedewasaan dituntut disini, kesejahteraan berlandaskan sesuatu yang kita sukai membutuhkan kerja keras dan kesulitan diawalnya. Aku hanya perlu mengingat kalimat terakhir tadi.
.
Well, hidup ini memang harus mencoba suatu resiko demi sesuatu yang kita suka bukan ? Untuk seseorang yang kita cintai juga butuh pengorbanan, dan tentunya untuk sesuat yang kita sukai juga menuntut hal yang sama.
.
Insya Allah, kerja keras tidak akan mengkhianati.
Comments
Post a Comment