One Request

" Abi ga suka, anak perempuan abi pake celana ketat!", kalimat yang dulu suka bikin males aku kalau lagi pergi bareng Abi (re: zaman sebelum kuliah).
.
.
Kala itu, aku dan kakakku tetap saja bandel, masih pake celana jins ketat kami. Sering, Abi melotot dan marah bahkan berceramah, melihat cara berpakaian kami berdua. Kemudian hidayah Allah datang, aku memutuskan melipat rapi semua celana panjang dan menggantinya dengan rok. Setelah itu abi tidak pernah memberikan komentar apapun lagi padaku, karena Abi bukan tipe yang suka memuji anaknya.
.
Oh iya, Abi bukan seorang Ustadz. Bagiku Abi adalah seseorang yang ahli di bidangnya, namun tetap memegang teguh Agama Islam. Makanya panggilan aku terhadap orang tua itu "Abi dan Umi". Abi terus menambah ilmunya dengan baca buku, mendengar kajian online, baca berita. Hanya saja Abi hanya aktif bekerja sebagai karyawan setiap harinya. Abi hanya berdakwah pada orang-orang sekitarnya saja (keluarga, lingkungan kantor, sekitar rumah, dll). Dakwahnya juga bukan sebagai penceramah gitu, tapi lebih sebagai muslim dengan akhlak islami. Umi juga sama, berprofesi sebagai karyawan PNS, namun memiliki keteguhan Agama yang sama dengan Abi.
.
.
Lanjut
.
" Hafalan Qur'annya kok ga nambah-nambah ? Segitu-segitu aja dari zaman pesantren!"
.
.
Kalau kalimat diatas mulai dibahas, aku cuma nunduk aja. Tidak ada jawaban ataupun pembelaan. Karena hafalan yang nambah sangatlah sedikit, belum lagi muroja'ah hafalan yang lalu. Ditambah lagi kadar naik-turun iman. Pokoknya alasannya banyak, tapi setelah lulus kuliah ini, aku mulai mengencangkan lagi niat dan praktek dari menghafal Qur'an. Harus berjalan dan secara konsisten! Doakan saja ya :")
.
Kalau bulan Ramadhan, pasti suka banyak-banyakan tilawah Qur'an, meskipun seringnya aku yang kalah, karena Abi tilawahnya banyak :") Tapi motivasi juga menyambut Ramadhan Tahun ini (Bismillah Pasti Bisa!)
.
Tidak jauh berbeda antara sikap Umi jika dibandingkan dengan sikap Abi, ini contohnya:
.
"Luthfiya, itu baju atasannya kependekan, bajunya dipanjangin dikit"
"Luthfiya, kerudungnya itu transparan, coba ganti atau tambah lapisannya"
.
Kalimat itu banyak diucapkan waktu aku baru mulai pakai baju syar'i.
.
"Nih, umi beliin gamis baru, bagus banget. Coba pakai ya!"
"Kok, hari ini, Umi belum denger Luthfiya ngaji ?"
dst.
.
Orang tuaku lebih sering menanyakan hal diatas ketimbang hal tentang dunia. Aku sadar akan hal itu baru-baru ini. Mereka tidak pernah membatasiku untuk hal-hal berkaitan dengan akhirat, meskipun kadang harus pulang malam. Mereka bahkan mendukung dengan baik, mengingatkan. Terlebih Umi lebih memintaku masuk Rumah Tahfidz, dibandingkan untuk les ini dan itu.
.
Aku sadar jelas bahwa mereka ingin aku selamat di dunia dan akhirat, namun mereka tahu bahwa akhirat itu lebih penting, dan memang tanggung jawab masih dipegang oleh Abi dan Umi. Aku hanya mengingat,
.
Abi pernah meminta, "Abi mau, kita sekeluarga masuk Surga-Nya Allah". Satu permintaan sederhana, tapi perlu dilakukan seumur hidup hingga ajal menjemput. 
.
Waktu itu aku masih biasa aja, tapi kalau diingat-ingat lagi jadi terharu aja :") Sadar bahwa orangtua yang baik dan mengerti islam pasti akan berfokus untuk memperbaiki anaknya terlebih dahulu, menjadi teladan
.
Semoga aja Luthfiya bisa masuk menjadi salah satu manusia yang di Ridho Allah untuk masuk dalam Surga-Nya.

Comments

Popular posts from this blog

AYEF 2016

I Found You !

Akhir Tahun