Muslimah Kuat
Umiku tidak pernah menangis, seingatku. Seberat apapun yang terjadi. Bahkan ketika kakekku meninggal dan banyak sanak saudara menangis, umi hanya duduk diam disamping kakekku tanpa setetes air mata tumpah dari kedua matanya. Saat itulah aku mulai menyebut umi termasuk muslimah kuat
.
Tapi umiku bukan termasuk orang yang keras. Umi selalu mau mendegarkan keluh kesahku, terus abis itu ngasih masukan bagaimana harusnya aku bersikap agar selanjutnya lebih baik lagi. Umi tidak pernah memaksakan kehendakanya akan hidupku. Terkecuali hal-hal yang bersifat mendisiplinkan aku, terkadang umi tidak ada kompromi.
.
"Semuanya selama dikerjakan dengan baik pasti akan memberikan hasil yang memuaskan", begitu tuturnya.
.
Hingga saat ini, beberapa hal yang aku pelajari dari umi, salah satunya menjadi muslimah kuat. Hidup ini memang berat sehingga mengharuskan kuat.
.
"Menangis memang boleh, tapi tidak seluruh masalah diselesaikan dengan dikit-dikit nangis", tutur umi sambil menbelai kepalaku kalau aku tiba2 nangis terdiam di kasur.
.
Aku ingin menjadi muslimah seperti umi, kuat namun tidak keras.
.
I just want to be as good as umi
Comments
Post a Comment